Fashion

Jogja Fashion Week 2011, Kali ini Lebih Inklusif

Event fashion tahunan Jogja, Jogja Fashion Week  (JFW) akan berlangsung berbeda pada penyelenggaraan tahun 2011 ini. Jika penyelenggaraan Jogja Fashion Week tahun-tahun sebelumnya hadir dengan nuansa eksklusif luar biasa, maka Jogja Fashion Week 2011 tidak akan menjadi eksklusif lagi.
“JFW tahun ini memang masih eksklusif tapi akan melibatkan banyak orang,” kata Tosa Santoso, Koordinator Fashion Show Jogja Fashion Week 2011 di Sekretariat Jogja Fashion Week 2011, Apip’s  Kerajinan Batik, Senin (3/10).Desainer Anie Wardana&Dedi Hertanto (Delmora) hadir dalam Jogja Fashion Week 2010.Tosa Santosa menerangkan, keterlibatan banyak orang itu akan bisa disaksikan dengan pelaksanaan fashion show Jogja Fashion Week 2011 yang bisa disaksikan tidak hanya peserta fashion show tapi juga pecinta fashion, buyer, potensial buyer serta media lokal, nasional dan diharapkan internasional.Buyer dan potensial buyer memilki peran sangat penting bagi keberadaan perancang busana peserta fashion show Jogja Fashion Week 2011.
“Buyer berhubungan dengan desainer karena  buyer akan makin menguatkan keberadaan desainer.  Bagaimana desainer berkereasi tetapi tidak ada buyer? Mereka hanya dapat tepuk tangan dan bunga, kan tidak benar itu….” Terang Tosa.
JFW juga akan memberi fokus pada keberadaan media karena media dan dunia fashion bagaikan air tanpa ikan. Tanpa salah satunya tidak akan jalan. “kita memang benar-benar fokus pada dua hal itu,” tambah Tosa.
Untuk menghadirkan banyak orang dalam penyelenggaraan fashion show JFW 2011, maka pelaksanaan fashion show akan dibarengkan dengan pameran dagang (fashion trade exhibition) yang akan diselenggarakan Rabu-Minggu (2-6/10) di Hall B dan Hall C Jogja Expo Center.
Menurut Tosa, masyarakat umum, buyer, potensial buyer, bisa melihat stand pameran milik perancang busana peserta fashion show Jogja Fashion Show 2011 yang akan tampil atau sudah tampil dalam fashion show.
Selama lima hari fashion show, para perancang busana akan memamerkan busana ready to wear yang menjangkau masyarakat sehingga terjadi interaksi jual beli,  promosi  antara perancang dan masyarakat (pecinta, fashion, buyer, potensial buyer).
“Jadi perancang luar kota bisa pulang tanpa bawa baju lagi, jadi tidak sia-sia ikut Jogja Fashion Week, dampak ekonomi mereka lebih kuat, “ terang Tosa.
Menurut Tosa,  pihak buyer dan potensial buyer yang akan didatangkan dalam pameran dagang (Fashion Trade Exhibition ) berasal dari  pelaku indutri rumah tangga serta pedagang busana di pasar tradisional seperti Pasar Beringharjo dan Pasar Klewer.
“Kami mengundang semua potensial buyers yang ada di Jogja sampai ke Pasar Beringharjo. Di harapkan mereka ini mnimal tahu rancangan desain baju, punya ide dengan tampilan fashiow show yang dilihat  mereka beli satu diperbanyak untuk membuat produk fashion,” terang  Tosa. (Jogjanews.com/joe)